Sunday 26 July 2009

kue di dalam kulkas

Oooohh pria idaman ku ciptaanNya yang mulia, yang sudah hidup bersama ku bertahun tahun, tahukah engkau apakah itu arti lelah??
Tatap mata ku dalam dalam, resapi, sembari aku menjelaskannya..
Jangan kau buang muka, tatap mataku yang sudah membulat, pedih, panas, menahan air mata yang selalu kau minta.
Aku lelah. Aku lelah mencium bau busuk kue yang kau simpan rapi rapi dalam kulkas bagian terdalam.
Aku lelah. Aku lelah mendengar mu terus meminta ku menangis karena kue mu.
Aku lelah. Aku lelah harus terus mengalah demi kue mu yang selalu kau tutupi dari ku.
Aku lelah. Aku lelah melihatmu sangat bahagia menyantap kue busuk mu, yang sisanya kau muntahkan di tubuhku.
Aku lelah. Aku lelah karena harus berjalan ber ratus ratus meter hanya untuk membeli perekat hati yang setiap hari kau pecahkan, kau hancurkan, kau banting, lalu kau buang.
Aku lelah. Aku lelah. Aku lelah.

Ingin rasanya aku merebut kuemu, lalu ku injak injak, ku siram dengan air panas, dan kulempar dengan sekuat tenaga.
Bukan, bukan, bukan, bukan karena aku ingin memiliki mu, bukan karena aku ingin terus bersamamu.
Tetapi hanya untuk melepas lelah, melepas penat, membuat sisa air mata, dan mengistirahatkan kakiku dari perjalanan jauh hanya untuk membeli perekat hati.

Ingin rasanya aku membalas mu dengan kusimpan pudding ku di dalam kulkas.
Tidak, aku tidak akan menaruhnya di bagian terdalam.
Benar, aku akan menaruhnya di bagian terdepan.
Agar kau buka matamu, agar kau buka hatimu, agar kau tau lelahku, agar kau tau pedihku.

Ingin rasanya aku bertanya padamu, apakah kekuranganku??
Hingga kau lebih memilih kue mu daripada ku.
Hingga kau buang aku, kau lempar aku, kau peras air mata ku, kau pukul aku hingga rentetan senandung doa tidak pernah berhenti dari bibirku, hingga lidah ku kelu terus memohon padaNya.

Ingin rasanya aku mengerti rasa lelahku,
Ooohh pria idaman ku ciptaanNya yang mulia, yang sudah hidup bersama ku bertahun tahun, dan belum mengenal arti kata lelah ku ini..


Canberra, 26 juli 2009
Teruntuk kak Dinda.

1 comment:

Adinda Kusumawati said...

dear vita,
makasiiih banyaaakk.. memang ini yang sekarang aku rasakan, semoga Allah selalu membantuku ya, vita.
terima kasih mau terus mendengar aku nangis tiap kali telp kamu.
salam buat Kiki, aku udh lama banget ngga ketemu..
kamu jangan terlalu khawatir akan segalanya, kamu orang baik, dan sangat mengerti isi hati orang lain. mbak yakin Allah sudah merencakan segalanya yang terbaik untukmu.

doakan terus mbak dan mas ya sayang..