Thursday 28 May 2009

:')

Masih teringat jelas ketika kau bilang padaku, kau ingin sekali keliling dunia.
Malam itu, telepon itu, kau bercerita. Kau duduk di atas genteng malam hari dank au bilang bulan di atas sana indah.
Aku tidak akan pernah lupa, walau berulang kali kucoba kubur amat sangat dalam.
Perhatianmu, terlebih perkenalan kita yang sampai sekarang kucoba tutupi dari semua orang. Dan juga kau.
Aku tau kau bingung. Biarlah hanya aku yg tau. Aku tidak mau ada lagi malu.
Ketika malam ini aku menangis, ingin sekali aku kembali ke masa itu.

----- aku duduk di tempat tidur ku dengan tangan di telinga menggenggam handphone, lalu kau berkata “kamu tau ngga, cita cita ku tuh keliling dunia, hehehe, kalau kamu apa?” aku tersenyum membiarkan kau bercerita.


Ketika malam ini aku menulis, aku sedang berdoa, agar suatu saat, kau bisa ber-keliling dunia dengan seseorang yang kamu cintai. Aku tau itu bukan aku.


-vita-

Sunday 17 May 2009

tersadar aku ..

Kadang aku amat sangat menginginkan cinta dari seorang kamu.
Kadang aku rela memohon demi seorang kamu.
Kadang aku ikhlas menangis hanya untuk seorang kamu.
Dan selalu, hati ini tidak sadar bahwa memilikimu hanya membuat ku tersiksa.
memilikimu hanya membuat ku tercabik.
Hancur oleh hinaan, berkeping pecah karena malu mu, jatuh tersungkur karena ''logika'' mu.

Seharusnya sudah bisa kusadari sejak dulu aku memohon sekeping cinta dari mu.

Saturday 16 May 2009

besties

Dua sahabat manisku sebentar lagi di wisuda. sedih rasanya tidak bisa ada di dekat mereka saat mereka merasakan bahagianya di sebuah moment yang tidak setiap hari ada.

Viega tersayang, ''gue ngga bakal ada disana. Maaf. Gue kepengeeeeen bgt ngeliat lo bahagia. Mudah mudahan 'dia' bisa dateng, atleast buat nge gantiin gue. Love u heaps''
Thea tercinta, ''kita emang paling sering berantem. Tapi gue sayaaaang bgt sama lo. Gue pengen lo tambah dewasa dalam setiap masalah. Ngga gampang emosi. Sayaang kamu darling''

dear 2 sahabat manisku,
aku akan pulang secepatnya. :)

buat keputu

Sunday 10 May 2009

sorry

kenapa semuanya ga bisa lepas dari kepala.
obrolan tadi malam ngebuat saya berfikir ulang untuk tetap berhubungan dengan dia.
bukan berarti mau lepas dari masa lalu. tetapi, sudah tidak ada lagi tenaga untuk membantu.
saya tidak mau ada pertengkaran.
begitu jelas saya menjaga hati agar tidak sakit. agar tidak merasakan cemburu akan cinta yang sudah bertahun di tutup.

" maaf kali ini aku tidak bisa bantu !"

Saturday 9 May 2009

13

malam ini tanggal 10.

MEMAAFKAN (titik)
Adalah hal yang sangat mudah untukku. Tetapi tidak berarti mengikhlaskan segalanya. Melupakan segalanya dan memulai nya kembali dari awal.
Yaa, aku adalah pendendam, pendendam yang (terlalu) mudah luluh.
Aku mudah luluh oleh tatapan pria yang dalam, suara pria yang lembut,juga rayuannya.

BODOH (titik)
Dinginnya malam ini membuka kembali lukaku, 13 november lalu. Mungkin aku tidak akan pernah lupa akan tanggal itu.

13 november 2007,
Saat dimana aku harus mengumpulkan hatiku untuk tetap tegar.
Eyang kakung ku tersayang meninggal dunia. Meninggal dalam sebuah kecelakaan tragis.
Mungkin memang sudah takdir-nya. Tetapi sampai saat ini aku masih belum bisa menerimanya.
Eyang kakungku yang penuh senyum.
Eyang kakung ku yang penyayang.
Eyang kakung ku yang penuh cinta.
Eyang kakung ku yang belum sempat aku beri apa apa.
Eyang kakung yang meninggalkan ku jauh hingga saat terakhirnya pun aku tidak sempat melihatnya. Jarak yang membuatku SAKIT.
Seharusnya sudah bisa kulupakan. Seharusnya sudah bisa ku ikhlaskan kepergiannya.
3 hari setelah ulang tahunku.
2 hari setelah hari ulang tahun pernikahannya.
Dan,
1 hari setelah ulang tahun om ku tersayang.
Sudah kucoba meraih kepingan luka dan merekatkannya kembali untuk segera bangkit dan menerima kenyataan.
SESAL (titik)
Baru kurasakan sesal yang amat sangat ketika ia tiada. Ketika baru kusadari, ketulusan cintanya.

13 november 2008
Tangisku mengisak. Tanpa suara.
Sebuah kejujuran yang kubuka dengan niatan agar hati ini tidak bertambah sakit justru menusukku amat sangat dalam dan membuatku seperti berhenti bernapas.
Dia, meninggalkanku.
Lelaki, berperawakan sedang, bermata bulat, bersuara lembut, penuh perhatian, meninggalkan ku dengan luapan air mata.
Aku tau ini kesalahanku. Aku tau semuanya, dan aku simpan rapat rapat, tertata baik, dan rapi. Tetapi, mulut seseorang tidak ada yang bisa di jaga.
Mungkin khilaf.
Hingga akhirnya semua orang tau duduk permasalahannya.
Malu, sungguh malu, menjadi pembicaraan orang begitu banyak.
Sakit ini belum sembuh. Luka ini masih terbuka lebar. Ditambah lagi malu yang tidak bisa kuungkapkan sendiri.
Aku hancur.
Aku hancur di tengah kelemalahan ku.
Aku malu di tengah tinggi hatiku.
Rasanya aku sudah jatuh dan sulit untuk bangkit.
PERIH (titik)


Adakah tangis di tanggal 13 november 2009 ini?
Kuharap tidak.
Adakah cinta yang tumbuh kembali di tanggal 13 november 2009 ini?
Kutahu, hanya Tuhan yang bisa menjawabnya

HATI INI MASIH TERUS MENCOBA (koma)
Tidak akan ada titik, karena aku masih terus berharap akan cinta lain,
Berharap akan hidup yang lain.
Yang lebih baik.
Yang bahagia.
Dan tidak lagi terluka.




Canberra, 10 mei 2009, jam 2 : 37 am.

Thursday 7 May 2009

rasa

Setiap tulisan menginginkan sebuah rasa.
Begitu halnya hidup.
dan begitu pula dalam kehidupan.
.....adalah saling menjaga. Dan untuk menjaganya diperlukan pengertian. Karena setiap manusia tentu saja bertumbuh di cara yang berbeda, dan kita harus saling mengerti.
ada canda, tawa, kesal, air mata, hinaan, cacian, kasih sayang, juga rindu. Bermacam2 rasa yang di tumbuhkan untuk mencapai satu tingkat bernama PERSAHABATAN.

shallow ''you''

Pernahkah kalian menanyakan pada orang lain, sahabat, teman, pacar, keluarga, atau bahkan mantan
''mengapa lelaki hanya memilih pasangan hanya karena fisiknya??''
well, kenapa kita tidak menanyakan hal itu pada diri sendiri. ''sudahkah kita menerima orang lain tidak dengan fisiknya? sudahkah kita bisa melihat seseorang langsung ke hatinya? Bisa kah kita menghargai setiap kebaikan dan keburukan org lain? Bisakah kita tidak mengejek orang lain?? Bisakah kita tidak membedakan orang lain dari status, strata, fisik, dsb??, bisakah kita menerima semua orang dengan apa adanya mereka dan mencoba saling menyesuaikan?? Pernahkah kita seharii saja tidak membicarakan orang? Bisakah kita tidak membedakan orang dari suku dan pendidikan mereka, atau bahkan pegaulan mereka??''
jika memang semua sudah bisa dan pernah kita lakukan, pantaslah kita bertanya soal pertanyaan yg diajukan untuk PRIA.
Jika tidak, marilah introspeksi..
Karena kita juga begitu pemilih seperti mereka. :)