Friday 24 July 2009

cermin dan kaca

Kara

Lelah mata ini terus mengeluarkan airnya wahai pria tampan bermata indah.
Bertahun tahun ku hidup bersama mu penuh canda, bahagia, kesal, rindu, penuh akan rasa.
Bersumpah aku berani, demi cinta yang sudah ikhlas ku beli bibitnya, ku tanam dengan kasih, kupupuki dengan kesabaran dan tulusnya hati, hingga berkembang menjadi bunga cinta yang harum walau penuh duri.
Berjanji aku, akan menemanimu, ada di sisimu sampai kapanpun jika kau menginginkan aku, kapanpun kamu mau, karena hati ini akan selalu tumbuh dengan bunga bunga cinta begitu pula durinya.
Bertaruh aku dengan bumi, bahwa tidak akan ada yang bisa mencintaimu lebih dari aku, tidak ada yang bisa menyayangimu lebih dari aku. Tidak ada.
Tetapi, maafkanlah aku wahai pria tampan bermata indah, aku hanyalah sesosok cermin yang terus memantulkan sosok mu dari tubuhku, aku hanyalah seorang yang berusaha menjadi apa yang kamu mau dengan wujud yang sama.
Aku hanya berusaha menjadi dirimu untuk membuatmu bahagia, hingga kulupakan diriku.
Hingga hampir aku tidak tahu bagaimana wujudku, dan bagaimana aku mengenal juga mengerti diriku, karena aku selalu menjadi dirimu tanpa sedikit pun pedulikanku.
Wahai pria tampan bermata indah, maafkan aku, jika aku hanyalah sesosok cermin yang akan terus memantulkan sosok mu dari tubuhku, akan selalu mencoba membahagiakanmu, walau terkadang seorang pria tampan bermata indah akan selalu melupakan cerminnya di kala ia bahagia.


Andra

Kaku tubuh ini wahai wanita cantik bermata kosong, kurasakan lelah tubuhmu, kurasakan penat otakmu, kurasa panas mata mu menahan tangisan deras air mata suci yang tertahan.
Bersumpah aku berani, demi cintaku yang sulit ku ungkapan, sulit aku banggakan, sulit aku jelaskan, walau ku tau kau jelas jelas bisa mengungkapkannya.
Berjanji aku, akan membahagianmu dengan cintaku, akan kurebut hatimu dan ku simpan di kotak beludru merah berpita hitam.
Bertaruh aku dengan matahari, bahwa tidak akan ada yang bisa menyayat nyayat hati mu selain aku, tidak akan ada yang bisa mencabik cabik jiwa mu kecuali aku, tidak ada yang bisa membuatmu tersedu kecuali aku. Tidak ada.
Sadarilah wahai wanita cantik bermata ksosng, aku hanyalah sesosok kaca bening yang tidak bisa memantulkan wujudmu, sesosok kaca bening yang mudah pecah dan kepingan berkilaunya akan dengan mudah menyayat nyayat hatimu.
Aku hanya berusaha menjadi diriku, hingga kulupakan dirimu.
Hingga hampir aku tidak pernah tersadar oleh itu. Aku hanyalah mengenal dirimu tanpa mengenalmu.
Wahai wanita cantik bermata kosong, maafkan aku, jika aku hanyalah sesosok kaca bening yang tidak aka pernah memantulkan dirimu di tubuhku. Tidak akan mengerti mu, jiwa mu, terlebih kasihmu. Walau terkadang seorang wanita cantik bermata kosong akan selalu mengingat kaca beningnya untuk menghiburnya di kala ia sedih..

1 comment:

Anonymous said...

gw ngerasa dari setiap kata yang lo pilih itu beralasan.
lo buka dengan kesedihan, lo selipin kebahagian, lo masukin historical hubungannya, dengan tambahan perbandingan dengan alam.
ada majas sarcasm, ironi, hiperbole.
gue ngga tau ini masuk dalam kategori puisi atau prosa.

tapi cara lo nulisin semua udah perfect, tinggal editing nya aja.

dan yang paling gue suka, dimana lo naro 2 sosok (kara and andra) dan lo menjelaskannya dengan 2 persepsi berbeda. dimana perempuan lebih banyak mengungkapkan isi hatinya , sedangkan pria sulit mengungkapkannya.

jagonya lo vit !!
sukses selalu


JD