Monday 27 July 2009

Adinda Kara Lily

ada warna putih, pink, dan sejumlah benda bulat melayang di sekelilingku.
suara riuh nya seperti menghangatkan hatiku.
seperti bola yang di oper ke setiap orang, aku mulai merasa keramahan jiwanya dari setiap hati yang menggendongku lembut.
disana ada kata cantik, lucu, dan berbagai kata pujian yang di hadiahkannya untukku.

sorot matanya redup, pipinya basah, rautnya bahagia..
Tuhan bilang itu ibuku.
Tuhan bilang dia yang membawaku keluar dari rahimnya dan melihat dunia yang mereka sebut penuh rasa dan warna.

sorot matanya dalam, warna kulitnya yg coklat matang ber rahang jelas, dengan raut bangganya berdiri tegak di antara setiap orang yg datang.
Tuhan bilang itu Ayahku.
Tuhan bilang dia yang membantu ibu ku membawa ku dari sisiNya ke rahim ibu dan ke dunia.

Aku, Adinda Kara Lilly
dan hari ini kumulai hidupku bersama Ayah Ibuku.

kelahirannya

Kubiarkan rintik hujannya membasahi pipiku, kubiarkan peluh keringat itu bersatu dengannya.
Kulepaskan lelahku yang terbayar sudah, kulepaskan dirinya dari tubuhku agar ia bisa melihat indahnya dunia, dan indahnya cintaku juga cinta lelaki ku.

seperti malam yang begitu saja melupakan siangnya. Seperti diriku yang begitu saja melupakan seluruh penat, seluruh risau, seluruh pedih, seluruh penantian akan dirimu wahai putri ku kiriman Tuhan.
Kau seperti obat yang menghilangkan seluruh rasa sakit ku dan mengubahnya menjadi bahagia.
Kau seperti pelangi yang menghiasi langit ketika hujanNya mereda.
kau seperti dewi yang mengangkatku kembali dari dasar terdalam tanah dan memelukku erat memberiku kehangatan surya.

Adinda Kara lilly,
bayiku, anakku, dewiku, malaikat ku..
Selamat datang di dunia penuh warna dan rasa ini..

Sunday 26 July 2009

mata

Piano besar, tua, berwana cokelat tua itu memainkan suaranya perlahan, mengalun, pelan, dan lembut. Biola dengan dawai nya mengarak, menyambut dentingan piano dengan riangnya.

mata seorang pria mengedar, dengan tangan kanan nya yang mengamit lengan seorang wanita, yang bersenyum lebar, bertubuh putih, berambut hitam, dan bermata kosong.
Senyum kekhawatiran terlihat lekat di wajah sang pria.
Wanita itu tetap tidak berubah, senyumnya, dan raut bahagianya seakan dapat menutupi kalut wajah sang pria.
Seakan dapat menenangkan hati sang pria.
Seakan dapat memberikan pelukan hangat untuk menghalau segala kerisauan dalam dada yang terus berpacu dengan otak hingga bibir nya bergetar.
Seakan dapat menenangkan hatinya yang baru saja tertembak panah sang dewa asmara hingga darah segar yang keluar hatinya menyebar hingga seluruh keringat dan peluh yang amat dingin keluar dari tubuhnya.

Ia berdua berdiri kaku di depan dua sosok pasangan setengah abad bermata selidik, penuh senyum bahagia, berwujud kekhawatiran dan beraut penasaran.
Senyum sang tetap tidak berubah, hingga tangannya berusaha meraih tangan salah satu dari pasangan setengah abad itu.

Matanya yang kosong meredup, ada relung di hatinya yang tertembak panah kecewa.

Dirinya hancur.....

''wanita buta yang tidak berguna'', hanya itu yg terdengar.
tidak ada air mata yang jatuh di pipinya..
tidak ada tangis, hanya ada perih yang menyusup dalam dada.
tangannya mengepal keras menahan sakit, juga perih yang terus ber kecamuk, seperti terinjak, tertendang, terhempas, lalu hilang arah.

Mau kubawa kemana diriku ini, hatinya berkata di tengah ketidak berdayaannya.
Sang pria hanya menunduk, melemah, walau jemarinya tidak lepas dari jemari sang wanita. Air matanya menetes, satu, dua, tiga, lalu menderas tanpa suara.
Ia angkat kepalanya, ia balikkan tubuhnya dengan jemarinya yang tidak lepas dari sang wanita..

''maafkan aku'' seru sang pria.
Wanita itu hanya tersenyum, ''antarkan aku pulang dan kembali ke keluargamu. Tinggalkan aku''
belum ada kata kata lain yang terucap, jemari sang wanita, meraba wajah sang pria seperti hendak menutup bibirnya agar tidak ada lagi kata kata.



Record01
05.17pm - 2 april 2005
''...... Hey.. Hey.. Hallo.. Semoga kamu bisa mendengarku, Rio. Aku baru saja menuliskan surat untuk mu, tetapi aku tidak mau satu orang pun membacanya selain aku dan kamu. hal ini sangat mustahil, bukan?? Aku tetap membutuhkan bantuan orang lain agar kau bisa membacanya. Sudahlah, aku hanyalah wanita buta yang tak berdaya.
Akan kubacakan suratku.
------
wahai Rio mahluk kiriman tuhan dari surga. Maafkan aku menghancurkan mu, maafkan aku mempermalukanmu, maafkan aku atas segalanya yang telah kuperbuat..
Wahai Rio mahluk kiriman tuhan dari surga, ampuni aku akan kecacatan ku, kekuranganku yang merusak hidupmu.
semua sudah takdir tuhan.
Semoga kamu bahagia dengan siapa saja yang pasti jauh lebih baik dariku.
Sampai jumpa
------

kue di dalam kulkas

Oooohh pria idaman ku ciptaanNya yang mulia, yang sudah hidup bersama ku bertahun tahun, tahukah engkau apakah itu arti lelah??
Tatap mata ku dalam dalam, resapi, sembari aku menjelaskannya..
Jangan kau buang muka, tatap mataku yang sudah membulat, pedih, panas, menahan air mata yang selalu kau minta.
Aku lelah. Aku lelah mencium bau busuk kue yang kau simpan rapi rapi dalam kulkas bagian terdalam.
Aku lelah. Aku lelah mendengar mu terus meminta ku menangis karena kue mu.
Aku lelah. Aku lelah harus terus mengalah demi kue mu yang selalu kau tutupi dari ku.
Aku lelah. Aku lelah melihatmu sangat bahagia menyantap kue busuk mu, yang sisanya kau muntahkan di tubuhku.
Aku lelah. Aku lelah karena harus berjalan ber ratus ratus meter hanya untuk membeli perekat hati yang setiap hari kau pecahkan, kau hancurkan, kau banting, lalu kau buang.
Aku lelah. Aku lelah. Aku lelah.

Ingin rasanya aku merebut kuemu, lalu ku injak injak, ku siram dengan air panas, dan kulempar dengan sekuat tenaga.
Bukan, bukan, bukan, bukan karena aku ingin memiliki mu, bukan karena aku ingin terus bersamamu.
Tetapi hanya untuk melepas lelah, melepas penat, membuat sisa air mata, dan mengistirahatkan kakiku dari perjalanan jauh hanya untuk membeli perekat hati.

Ingin rasanya aku membalas mu dengan kusimpan pudding ku di dalam kulkas.
Tidak, aku tidak akan menaruhnya di bagian terdalam.
Benar, aku akan menaruhnya di bagian terdepan.
Agar kau buka matamu, agar kau buka hatimu, agar kau tau lelahku, agar kau tau pedihku.

Ingin rasanya aku bertanya padamu, apakah kekuranganku??
Hingga kau lebih memilih kue mu daripada ku.
Hingga kau buang aku, kau lempar aku, kau peras air mata ku, kau pukul aku hingga rentetan senandung doa tidak pernah berhenti dari bibirku, hingga lidah ku kelu terus memohon padaNya.

Ingin rasanya aku mengerti rasa lelahku,
Ooohh pria idaman ku ciptaanNya yang mulia, yang sudah hidup bersama ku bertahun tahun, dan belum mengenal arti kata lelah ku ini..


Canberra, 26 juli 2009
Teruntuk kak Dinda.

Saturday 25 July 2009

cinta

Jangan terus salahkan aku wahai manusia yang diciptakanNya se-sempurna mungkin.
Aku hanyalah cinta yang tidak ber otak.
Jangan terus kalian salahkan aku karena rusaknya kayu penopang hubungan kalian.
Jangan terus kalian salahkan aku karena retaknya guci guci berkaca hidup kalian.
Sungguh, aku bersumpah bukan aku yang membuat hidup kalian hancur..
Sungguh, bukan aku.

Jangan lagi kau teriakan nama ku, di ruang sidang berhiaskan ornament hijau dengan sebuah palu di meja.
Jangan lagi kau bilang BUTA, aku tidak buta.. tetapi emosi mu selalu menutupi mataku hingga aku tidak bisa melihat.
Jangan lagi kau sebut aku dengan nama binatang, karena usia mu lah, karena kedewasaan mu lah, aku kau anggap seperti binatang yang tidak ber usia.
Jangan kau jelek jelek an diriku, jangan kau buang aku, jangan hina aku, semua terjadi karena aku terbuat dari rasa..

Aku cinta yang terbuat dari kumpulan rasa,
Dan jangan lagi kau berbuat belebihan atau mengurang-nguranginya.
Jadikan aku sepenuhnya, agar rasa itu tetap baik terjaga.

Friday 24 July 2009

cermin dan kaca

Kara

Lelah mata ini terus mengeluarkan airnya wahai pria tampan bermata indah.
Bertahun tahun ku hidup bersama mu penuh canda, bahagia, kesal, rindu, penuh akan rasa.
Bersumpah aku berani, demi cinta yang sudah ikhlas ku beli bibitnya, ku tanam dengan kasih, kupupuki dengan kesabaran dan tulusnya hati, hingga berkembang menjadi bunga cinta yang harum walau penuh duri.
Berjanji aku, akan menemanimu, ada di sisimu sampai kapanpun jika kau menginginkan aku, kapanpun kamu mau, karena hati ini akan selalu tumbuh dengan bunga bunga cinta begitu pula durinya.
Bertaruh aku dengan bumi, bahwa tidak akan ada yang bisa mencintaimu lebih dari aku, tidak ada yang bisa menyayangimu lebih dari aku. Tidak ada.
Tetapi, maafkanlah aku wahai pria tampan bermata indah, aku hanyalah sesosok cermin yang terus memantulkan sosok mu dari tubuhku, aku hanyalah seorang yang berusaha menjadi apa yang kamu mau dengan wujud yang sama.
Aku hanya berusaha menjadi dirimu untuk membuatmu bahagia, hingga kulupakan diriku.
Hingga hampir aku tidak tahu bagaimana wujudku, dan bagaimana aku mengenal juga mengerti diriku, karena aku selalu menjadi dirimu tanpa sedikit pun pedulikanku.
Wahai pria tampan bermata indah, maafkan aku, jika aku hanyalah sesosok cermin yang akan terus memantulkan sosok mu dari tubuhku, akan selalu mencoba membahagiakanmu, walau terkadang seorang pria tampan bermata indah akan selalu melupakan cerminnya di kala ia bahagia.


Andra

Kaku tubuh ini wahai wanita cantik bermata kosong, kurasakan lelah tubuhmu, kurasakan penat otakmu, kurasa panas mata mu menahan tangisan deras air mata suci yang tertahan.
Bersumpah aku berani, demi cintaku yang sulit ku ungkapan, sulit aku banggakan, sulit aku jelaskan, walau ku tau kau jelas jelas bisa mengungkapkannya.
Berjanji aku, akan membahagianmu dengan cintaku, akan kurebut hatimu dan ku simpan di kotak beludru merah berpita hitam.
Bertaruh aku dengan matahari, bahwa tidak akan ada yang bisa menyayat nyayat hati mu selain aku, tidak akan ada yang bisa mencabik cabik jiwa mu kecuali aku, tidak ada yang bisa membuatmu tersedu kecuali aku. Tidak ada.
Sadarilah wahai wanita cantik bermata ksosng, aku hanyalah sesosok kaca bening yang tidak bisa memantulkan wujudmu, sesosok kaca bening yang mudah pecah dan kepingan berkilaunya akan dengan mudah menyayat nyayat hatimu.
Aku hanya berusaha menjadi diriku, hingga kulupakan dirimu.
Hingga hampir aku tidak pernah tersadar oleh itu. Aku hanyalah mengenal dirimu tanpa mengenalmu.
Wahai wanita cantik bermata kosong, maafkan aku, jika aku hanyalah sesosok kaca bening yang tidak aka pernah memantulkan dirimu di tubuhku. Tidak akan mengerti mu, jiwa mu, terlebih kasihmu. Walau terkadang seorang wanita cantik bermata kosong akan selalu mengingat kaca beningnya untuk menghiburnya di kala ia sedih..

telur dadar

Senyumnya hangat, wajahnya yang tampan ber-rahang jelas, dengan warna cokelat kulitnya membuat setiap wanita diam terpaku, diam tertegun, tersenyum dalam hati yang selalu berkata “aku ingin memilikinya”.
Tubuhnya gagah, tegap, genggaman tanggannya kuat dan mesra, sinar matanya indah, menakjubkan,” indah ciptaan mu tuhan”, lirih setiap hati yang memandangnya dalam. Relung hati yang tersenyum puas memilikinya dekat.

Seperti cepatnya petir menyambar hujan, kilatnya yang hilang sesaat.
Senyumnya yang hangat seperti berubah dingin, wajahnya yang tampan seperti tampak bertaring hendak memangsa, warna cokelat wajahnya seperti berubah hitam melegam. Mustahil seorang tersenyum dalam hati ingin memilikinya, nyata seseorang diam mematung dan mengumpat dalam hati untuk membuangnya jauh jauh.

Seperti gerimis yang cepat berubah menjadi hujan deras, dengan petirnya.
Tubuhnya yang gagah, tegap serta genggamannya yang kuat serta mesra, seakan berubah cepat seperti monster tinggi besar, penuh darah yang ingin menerkam mangsanya yang bertubuh kecil. Sinar matanya merah dan menyeramkan, sama sekali tidak menakjubkan, “ingin aku berdoa pada Tuhan untuk membunuhnya dengan air mata ketulusan seorang wanita” lirih hati seorang istri dengan hati yang memandangnya dalam. Relung hati menangis keras memilikinya dekat.

Seperti omelette (telur dadar) yang berasal dari telur yang bulat cantik, yang lalu di pecahkan tubuhnya hingga ber air mata putih dan kuning yang terlihat indah, lalu dicampur dengan asinnya garam hidup, dan dengan sekuat tenaga, walau penuh cinta, di aduknya dengan keras dua warna air mata yang berbeda, hingga rintihan pun terdengar keras. Belum habis masanya. Pindang panas dengan minyak siap menopang air mata dari tubuhnya yang habis oleh rentetan siksaan penuh air mata, isakan, rintihan yang membuatnya terlihat sempurna dibuatnya. Omelette berwarna kuning muda, matang, yang siap di sajikan.


Dia, sang lelaki tampan tetap, dan terus akan menjadi pembuat telur dadar yang professional.

songs without words

Terpaku, diam mamatung, tubuhnya yang gagah menduduki kursi coklat tua yang sudah rapuh namun terlihat kuat oleh cat pelitur yang membuatnya tetap terlihat indah. Ia duduk menunduk dengan kakinya yang terbuka 30 derajat, kedua tangannya menggenggam kuat, garisan dan kerutan terlihat jelas di keningnya,serta guratan guratan yang juga menandakan betapa risau hatinya.

Bibirnya biru kelu, diam membeku, seolah terbuat dari pualam, warnanya yang biru memutih membuatnya jelas terlihat pucat, DINGIN. Otaknya terus bekerja mencari kata kata, tubuhnya berlari lari dengan kedua kakinya yang sedang melayang, tangannya seperti berusaha menggapai setiap kata kata, dan huruf,yang terbang di sekitarnya, berusaha meraihnya, merengkuhnya, memilikinya. Tubuhnya terus berlari di suatu kota yang gelap dengan kata kata dan huruf putih yang berterbangan seperti menghiasinya.

Lelah dirinya berlari, peluh yang dingin keluar perlahan dari pori pori tubuhnya. Otaknya yang berusaha keras mengirimkan pesan kepada mata, memohon dengan hati untuk menangis. Tetapi mendung yang terus berdiri disana enggan mengeluarkan air nya. Semua tertahan.
Jiwanya pun lelah, hembusan napas panjang tidak menghilangkan segenap apapun rasa. Semua tetap tertahan

Ia pun bernyayi tanpa kata, tanpa huruf, tanpa nada.


Hingga tangannya yang lelah menggapai, merogoh saku celana nya yang berwarna biru tua. Ada kertas putih berlukis dengan tinta, seperti kumpulan huruf terangkai kata kata.

Mendung pun rela mengeluarkan hujannya, panas pun rela mengobarkan apinya, menghangatkan bibir dan hatinya yang beku dan dingin. Lelah pun terbayar sudah.

“maafkan aku meninggalkan mu, maafkan aku pergi darimu. Aku mohon kamu ada di sisiku ketika jasadku ada tiba di tanah Nya yang cokelat dan hangat. Aku mau dengar suara mu bercerita tentang ku, mengenangku untuk terakhir kalinya, dan kumuhon hentikan nyanyian tanpa kata, tanpa huruf dan tanpa nadamu. Karena semua tidak berarti apa apa, kecuali suaramu yang bercerita tentangku di sana, nanti…”


Gelap, petir menyambar,
hujan deras pun turun seiring nyanyiannya tanpa kata.

Monday 20 July 2009

diam

Ber jam jam, ber hari hari, ber bulan bulan, kucoba menarik kepingan pecahan kaca hitam penuh goresan dari hati ini yang berdarah darah..
sungguh tidak pernah kutunda, tidak pernah kutahan, berusaha keras aku melepasnya, hingga tenaga ini terkuras habis...
Aku terkapar di pasar putih basah dan seperti terhisap olehnya, tidak bertenaga untuk bangkit.
Allaaah, bantu aku.
Bantu aku bangkit, bantu aku melepas seluruh potongan kaca dari hati ini, melepas segalanya...
Bantu aku membuka lembaran baru, bantu aku untuk bisa melihat masa depan..

Bantu aku menghapus air mata ini..

Tuesday 14 July 2009

gadis

Gadis itu tersenyum getir, menahan panasnya mata, menahan gemuruh nya hati.
Bertahan untuk tidak menangis di depan seorang sahabat yang memeluknya erat.
Sahabat yang juga sebenarnya menahan sakit karena rasa perih tertahan gadis itu.
Wajahnya seperti mendung yang menahan air hujan yang akan turun.
Gemuruh di dadanya seperti petir yang bersuara redam.
Hati nya penuh warna, warna tua, warna gelap, penuh rasa.
Rasa sakit, rasa kesal, rasa sayang, penasaran, juga ada serpihan cinta di sana yang keras seperti batu lalu hancur seperti kerikil atau bahkan butiran pasir yang lalu terhembus oleh angin yang berusaha menepisnya. Seperti hati yang berusaha melupakan…
Tapi toh, tidak akan ada yang bisa menebak kemana arah mata angin kecuali dirinya sendiri. Dan tidak ada yang bisa menebak kemana gadis itu akan membuang seluruh
“rasa” nya, kecuali dirinya sendiri.

“biarkanlah aku menangis”, “biarkannlah di selalu ada di hati ini, walau sakit yang teramat sangat”, “biarlah terus ku ingat”, “biarlah hanya aku yang rasa”

….seperti pasir yang menunggu deru sang ombak, seperti seorang hati yang risau akan hadirnya suara berat yang meresap melalui gendang telinga lalu menyebarkan udara sebagai penenang hati yang galau.

hujan

Ada perih atas kecewa, dan ada ngilu karena penyesalan.

Air mata yang meluap seperti tsunami, menyambar rumah sekitar terasa seperti darah kotor akibat 'tarikan' panah sang cupid yang terlepas dari hati seorang wanita dan meluap, menyambar sekitar nya seperti racun yang mematikan sel sel dalam tubuh dan membuatnya diam, ter-kaku, melemah dan terkapar hanya dengan air mata yang sudah menyerap ke pori pori kulit yang pada akhirnya lembab dibuatnya..
Ada hujan di luar sana dengan petir yang menyambar, bergantian, bersaut-saut an, dan bergema seperti suara si hati kecil yang bergemuruh dalam dada, bersuara akan kepedihan, bersuara akan penyesalan, bersuara akan ketidak terimaannya akan sang cupid yang menarik panah perak, kecil, dan indah dari hati sang wanita.
Terdengar teriakan teriakan dan sorak sorai anak anak kecil bercelana pendek tanpa kaos dengan riangnya, terasa mirip dengan hati sang wanita yang berteriak kesakitan walau dengan riangnya darah beracun pedih terus mengalir di tubuhnya, menjalar hampir ke seluruh bagian tubuh hingga ia sampai dan berhenti di otak sang wanita.
Hujan yang mereda meninggalkan jejak basah dan harum aroma tanah yang menyerbak menenangkan hati sang wanita, walau meninggalkan bekas kotor di setiap sudut teras hati yang sudah meretak karena panasnya udara yang dulu terpendam dalam di lapisan terdalam sang teras yang kini basah dan dingin oleh air hujan.
Seperti hati sang wanita yang sudah beku, mengeras, dan dingin oleh air hujan yang deras, penuh petir dan gelap.

Walaupun pada akhirnya sang hujan dan sang wanita berharap akan pelangi yang segera mewarnai awannya juga hatinya..

NavitaUtomo

Tuesday 7 July 2009

regrets

"please.. cukup!!"

hati ini seperti teriak, memohon, mengiba... dan menangis.
sakit teriris iris, tercabik cabik, berdarah darah yang lalu dibuang sepeti bangkai mayat busuk korban pemerkosaan,perampokan,pelecehan korban yang bukan hanya tubuhnya yang sakit tapi jiwa nya yang hancur-habis-tandas mengiba, memohon, teriak.

sms, inbox, message, rekaman suara, foto foto membuat nafas sesak tidak bisa bernafas. seperti di luar bumi tanpa oksigen penuh luapan air, air, air mata, sesak, penuh, penat, hancur...

"kenapa hari ini, di saat aku bahagia, disaat aku lupa, disaat aku tidak lagi peduli, semua terbuka lebar. semua membuka bagiannya. bagian luka yang kututup satu satu dengan rapi dan berjanji pada sebuah hati untuk menjaganya agar tidak lagi tergores, tidak lagi berdarah, tidak lagi diingat"

i'll be with u, untuk segalanya, apapun yang terjadi. dekat denganmu sudah cukup membuatku bahagia. iyaa biby, jangan lupa shalat. tlp aku. hahaha, bagus dong ndut, jadi yang selama ini aku lakuin bermanfaat dan berhasil. take care :)

kenapa harus aku lanjutkan dengan dusta, padahal kalau bukan emosi ini yang tinggi, bukan malu yang tidak bisa kututup, kesal pada diri sendiri yang membuat segalanya runyam, kalau saja kalau saja kalau bukan kalau bukan....

terus saja aku menyalahi orang lain, terus saja aku menyalahi dia, menyalahi keputusannya.. terus saja, terus saja...

sesal, hanya ada sesal, air mata, perih, pedih, luka yang kubuat sendiri dengan mulut manis, kepala kosong, hati salah, hilang pikiran, tidak ber arah, yang hanya dibuat untuk menutup sebuah rasa bernama "malu"

bersalah, menyesal, bingung..
sungguh aku ingin memperbaikinya.. tapi harus kumulai dari mana???
harus kuurut dari mana?
apa yang harus ku katakan?

apa yang bisa kulakukan untuk mulutnya, bibir nya, pikirannya yang ia bungkam diam tak bersuara, tak berbicara, tak berkata..

apa yang bisa ku perbuat untuk mengakhirinya dengan maaf dan melambaikan tangan dengan hati ikhlas, tanpa ada sesal tanpa ada air mata..

tanpa ada dendam...


i'm sorry. :( ):

Saturday 27 June 2009

sabtu pagi, bangun pagi, sarapan, mandi lalu berangkat menuju

Thursday 25 June 2009

apa lo?

ilfeel, gondok, enek, jijik, sebel, benci, kesel kumpul semua jadi satu.
setiap ngeliat bawaannya kesel
setiap ada dia bawaannya emosi

dari cara ngomongnya, manner nya, sikap nya, sifat sok kenal nya, sok akrab, bikin gue makin gemeeeeessssssssss. plis ya tolong di catet. gemes nya gemes sebel.
semua perasaannya rasa nya ngumpul di otak. ngebuat otak jadi stuck dan ngebuat this unstable feelings yang semakin ngga jelas.
pengen rasanya negbuang dia jauh jauh...
pengen rasanya dia ngga ada..

apalagi PELIT nyaaaaaa yang plis...bgt !
:(((((((

aduh kok ketemu aja ya orang yang kayak gini.. :((

Wednesday 24 June 2009

hari rabu

Aku terbangun dengan nafas tercekat, penuh dengan peluh keringat, dan tenggorokan yang teramat kering.
Entah mimpi apa aku semalam, sebangunnya dari mimpi, tubuhku demam.. Aku terserang flu berat.

kadang bermimpi jauh lebih menyenangkan dari kehidupan. Hari ini aku tidur seharian di kamarku. Tubuhku yang lemas hanya mampu menggenggam tasbih. Ibu dan Ayah tidak ada di rumah. Tenggorokannku benar2 kering, terasa panas, demam dan sakit kepala ini tidak juga mereda. Bersin yang sejak pagi menggangguku juga belum berhenti. Aku hanya bisa tidur dengan segala ketidaknyamanan di tubuh.

Rindu, rindu akan dimanja oleh 'dia' ketika sakit terus menghantui pikirannku. Ingin sekali kembali ke masa itu. Masa dimana ketidaknyamanan di tubuh yang berlangsung berbulan2 tetapi kenyamanan di hati dan kasih yang terus mengalir, berlimpah, hingga sakit nya tergantikan bahagia.

Kuraih telepon genggam dengan tangan bergetar. Berulang ulang ku coba tlp 'dia' tp selalu saja terdengar nada 'tolak' (red : reject). Ada air mata yang begitu saja mengalir tanpa di kontrol. Biarlah, begitu hati ini bicara.

Hingga seorang sahabat mengirimkan message kepadaku, ''ooh, tolong sampaikan juga ke temanmu itu bahwa saya tidak mau diganggu lagi, dan tidak perlu menelepon saya lagi karena sangat mengganggu''. Sakiit, tenggorokan ini terasa semakin kering, seperti ada luka di dalamnya. Tapi hati ini lebih sakit. aku menangis tanpa suara.. Aku menangis mengisak, terlalu sakit Allah..

Tidak apa, begitu hatiku berkata setelah air mata ini mereda. Biarlah, tidak apa.. Aku yang memang salah..

''maafkan aku, aku berniat meleponmu hanya untuk bicara, bahwa aku akan meremove mu dari komunikasi karena aku mau kamu tidak lagi terganggu tanpa ada rasa kesal dan emosi.. Aku hanya ingin mengakhirinya dengan baik, walau tidak mungkin berkesan baik''

terima kasih.

Canberra, Cry, Rain and foggy
24 june 2009

Tuesday 16 June 2009

sang "juara"

Beberapa kali aku menghapus deretan huruf huruf terangkai di alat teknologi yang dinamakan laptop ini. Mungkin saja 20 tahun yang lalu hal ini juga dilakukan oleh orang orang yang mencoba menuliskan apa yang di alaminya, apa yang orang lain rasakan, apa yg dia dengar, apa yang dia lihat, dan apa yang ada di otaknya,kedalam sebuah tulisan berangkai, ber irama, indah, juga penuh akan rasa di atas kertas putih, bergaris tipis, dan rapi.
Entah kenapa aku ingin sekali cerita ini membuat setiap orang membuka mata nya lebar lebar, membuka hatinya, juga pikiran. Bahwa hidup itu bukan hanya untuk diri kita, tapi juga untuk orang lain.

Tapi sulit untukku menulis seluruh kepenatan otakku ke dalam sebuah tulisan. Aku, bukan tipe orang yang bisa mengekspresikan perasaan lewat tulisan. Tapi malam ini, karena air mata ini, karena sesak ini aku mencoba menulis untuk memberi tahu dunia bahwa sebulat bulatnya bumi aku percaya bahwa ada satu titik dimana bumi itu bergelombang...

Jakarta, 5 april 2005

Aku tidak pernah lupa tanggal itu, aku masih kelas 2 smp dimana aku harus menangis sepanjang jalan menemani dia - seorang sahabat. Sebut saja farah, yang harus begitu tegar menghadapi semuanya. Tubuhnya yang mungil harus menopang hatinya yang terlalu besar untuk tidak menangis saat itu.
Aku menangis tanpa suara, tanpa isakan, hanya air mata, entah air mata sedih, takut, gelisah. entah lah, aku tidak tau, yang kuingat di otakku - aku menangis.
''sabar sayaaang, nanti cuma sakit sedikit, habis itu, masalah kita selesai'' kata laki laki berperawakan tinggi, dan yang ku tahu dia anak kuliahan dan kami masih smp. Bodohnya kami, anak smp yang di permainkan anak kuliahan yang memang jauh lebih pintar. Tangisku merebak mendengar dia, laki laki itu, berkata sambil mencoba menenangkan sahabatku. Hati kecil ini seperti berjanji dan mungkin bersumpah. Suatu saat nanti ketika aku tahu harus berbuat apa, dan membalasnya atas apa yang dia lakukan pada sahabatku, aku akan lakukan itu. Yang kulihat dari samping wajahnya, farah hanya tersenyum mengangguk. Ia begitu tegar di umur nya yang saat itu masih 13 tahun.

Sebuah klinik dokter praktek ilegal di daerah kota yang mengatas namakan dokter hewan tersebut tidak pernah bisa lepas dari ingatanku. Farah masih tidak ber air mata. Dia berjalan bersama lelaki kuliahan tersebut sambil membawa kucing pinjaman yang dia pinjam dari temannya. Klinik ini memang klinik dokter hewan tapi ada 1 ruang praktek yang bukan untuk hewan. Ruang praktek untuk pemilik hewan, lebih tepatnya untuk si pembawa hewan. Farah tersenyum padaku dan berkata, ''sebentar ya vita, aku ngga akan lama, kamu jangan nangis lagi. Habis ini kita ke ragusa makan es krim spagetti kesukaan kamu, aku traktir seperti janjiku tadi pagi'' bak disihir tangis ku mereda. Farah masih duduk di sampingku - tanpa air mata. ''farah haryono'' suara suster memanggil nama nya. ''sebentar yaa..'' katanya sambil menepuk pundak ku, aku hanya duduk terdiam disana dengan rok biru dan kemeja putihku. hampir semua mata tertuju padaku. aku sudah tidak punya peduli lagi, yang kupedulikan, farah, sahabatku. 2 jam sudah farah keluar dibopong oleh haris, ya itu nama lelaki kuliahan itu, sengaja tidak kuubah namanya. Biar dunia tau apa yang dia lakukannya pada sahabatku. Farah tertidur. Kami tidak jadi ke ragusa. Aku juga tidak peduli, aku tidak peduli lagi dengan ice cream, yang kuperdulikan, farah.

Aku sengaja meminta haris membawa farah ke rumah ku, walau awalnya haris bersikeras membawa farah ke kost an nya di daerah tangerang. Tidak. Tidak. Aku tidak mau farah pergi ke dokter hewan itu untuk kedua kalinya. Dengan wajah muram dan kesal haris mengantarku dan farah ke rumahku di jakarta selatan.
Tidak ku ucapkan terima kasih padanya. Ku papah farah yang setengah sadar ke kamarku, ku minta bibik untuk membuatkan farah makanan, dia belum makan sejak pagi. Aku masih khawatir, karena dia terlihat lemah. Ku telepon rumahnya dan mengabarinya bahwa farah akan menginap di rumahku. Semudah itu mengabari orang rumah bahwa nonanya yang masih smp menginap di rumah temannya tanpa ijin di hari sebelumnya?? Jawabannya iya, orang tua farah ada di medan, dan dia hanya tinggal oleh pembantunya. Bertiga dengan supir.

6 april 2005

Pagi pagi sekali aku mengantar farah pulang ke rumah nya, karena siang nanti ayah dan ibu baru akan pulang dari semarang. Aku bersama pak Dom mengantarkan nya sampai di depan rumah. Rumah bertembok tinggi, berwarna putih, berpagar hitam tinggi, berhalaman luas, dan berlokasi di daerah pondok indah. Rumahnya begitu besar, sebesar hati farah.

Akhirnya, aku memutuskan untuk tidak bersekolah hari itu. Aku kembali ke rumah dengan perasaan tidak karuan.



7 april 2005



Aku berangkat ke sekolah seperti biasanya. Di usia seumurku, kejadian farah adalah kejadian dua hari yang lalu. Masih terus teringat di otakku, tapi seperti sudah tidak lagi kupikirkan. Aku bermain seperti biasanya, dan baru tersadar sepulang sekolah bahwa hari itu farah tidak masuk.



Rasa “biasa saja” itu berubah menjadi bingung, aku mencoba meng-sms-nya, tidak ada jawaban, meneleponnya pun tidak ada jawaban. Aku terdiam. Berfikir apa yang harus aku lakukan. Akhirnya aku meminta pak dom untuk mengantarku ke rumah farah. Dan disitulah kutemukan jawabannya..



8 april 2005



Aku berlari tertatih tatih dengan buku di tangan kanan ku. Waktu itu pukul 3 sore. Jam besuk berakhir pukul 4. Aku meminta pak dom untuk mempercepat laju mobil ke rumah sakit swasta di daerah Jakarta selatan.



Ini rumah sakit kedua—setelah rumah sakit eyang, yang membuatku menangis sejadi jadinya, kali ini aku menangis penuh suara, dengan isakan, semua mata suster terjurus padaku. Adalah suster yang bernama ningsih yang berhati baik mau mengantarku ke ruangan farah – sahabatku.



Di luar ruangan sudah penuh oleh keluarganya. Pertanyaan pertama yang terlintas di kepalaku adalah “ada apa? Mengapa mereka semua menangis?”

Lelaki kuliahan itu ada disana, suara tangis dimana mana, teriakan hingga makian tertuju jelas pada haris.

Aku mematung di depan tubuh kaku, yang sebentar lagi akan dibawa ke sebuah ruangan yang bernama ‘kamar mayat’.



Aku menjerit, aku teriak, tangis ku makin merebak, tante farah memelukku erat. Aku masih menangis hingga ibuku datang menenangkan ku.



Farah tiada.





--------- sudah 5 bulan farah berhubungan dengan lelaki kuliahan yang aku tidak pernah liat wajahnya. Yang kutahu namanya haris.

Malam itu, tanggal 19 maret 2005, farah terlihat pucat, ia bolak balik ke kamar mandi, perutnya mual, katanya. Tidak ada pikiran apa apa saat itu di otakku, mungkin masuk angin, pikirku.

Aku memaksanya untuk ke dokter, karena dia mengaku sudah lebih dari 3 hari mual mual-nya tidak hilang. Hanya, yang bisa aku lihat dari mataku, dia seperti menutupi sesuatu.



Farah menangis. Aku bingung terdiam dengan apa yang harus aku lakukan. “aku hamil vit” katanya terisak, tubuhnya gemetar.

Aku tidak tahu lagi harus berbuat apa, yang ada di kepala aku adalah “bagaimana farah bisa hamil? Apa yang dia lakukan?”

Aku tidak berani menceritakan ini pada keluarga ku, tidak ada sedikit pun keberanian. Aku takut ibu menganggap farah anak nakal, yang kutau, farah anak yang baik dan haris yang nakal karena membohongi farah.



Jakarta, 5 april 2009



Farah sudah menunggu ku di depan sekolah. Ia lalu menarik tanganku keras ketika pak dom baru saja meng-drop aku di depan sekolah.

“ada apa?”tanyaku. “aku mau aborsi, kamu ikut ya, temani aku. Nanti kita makan eskrim Ragusa setelah itu” mata nya yang bulat menatapku penuh. Tidak ada jawaban dari ku. Apa itu aborsi pun belum begitu jelas di mataku.

“…kata haris, setelah aborsi, bayi itu akan hilang” kata farah sambil tersenyum. “berarti, di ambil dari perut mu?”kataku lagi. Dia hanya mengangguk dan menarik tanganku untuk masuk ke mobil haris yang sudah terparkir di luar sekolah. “ayok!”.Ini hari pertama dimana aku bertemu dengan sosok anak kuliahan penghancur hidup sahabatku.



Mobil pun melaju kencang, sekencang tangisku yang mulai merebak.



-NavitaUtomo-

is it true?

aku tertegun melihatnya, sambil meneguk Chinese tea yang membuatku kembung, aku kembali berfikir.. "apakah ini pilihan? ataukah ini takdirnya?"
ini bukan pilihan sepertinya, tidak mungkin pilihan. setiap orang mengiginkan hal yang normal, baik, nyata, dan semua berjalan dengan lancar. tidak seperti ini.
takdir? berat sekali hidupnya kalau harus menerima ini sebagai takdir..

aku memikirkannya tidak seumpama aku peduli, hanya rasa kasihan yang ada.
pastilah sangat berat..

saat ini, hanya helaan napas panjang yang bisa kulakukan..
semoga ini adalah pilihan yang terbaik, dan takdir yang mampu ia lewati.

Thursday 28 May 2009

:')

Masih teringat jelas ketika kau bilang padaku, kau ingin sekali keliling dunia.
Malam itu, telepon itu, kau bercerita. Kau duduk di atas genteng malam hari dank au bilang bulan di atas sana indah.
Aku tidak akan pernah lupa, walau berulang kali kucoba kubur amat sangat dalam.
Perhatianmu, terlebih perkenalan kita yang sampai sekarang kucoba tutupi dari semua orang. Dan juga kau.
Aku tau kau bingung. Biarlah hanya aku yg tau. Aku tidak mau ada lagi malu.
Ketika malam ini aku menangis, ingin sekali aku kembali ke masa itu.

----- aku duduk di tempat tidur ku dengan tangan di telinga menggenggam handphone, lalu kau berkata “kamu tau ngga, cita cita ku tuh keliling dunia, hehehe, kalau kamu apa?” aku tersenyum membiarkan kau bercerita.


Ketika malam ini aku menulis, aku sedang berdoa, agar suatu saat, kau bisa ber-keliling dunia dengan seseorang yang kamu cintai. Aku tau itu bukan aku.


-vita-

Sunday 17 May 2009

tersadar aku ..

Kadang aku amat sangat menginginkan cinta dari seorang kamu.
Kadang aku rela memohon demi seorang kamu.
Kadang aku ikhlas menangis hanya untuk seorang kamu.
Dan selalu, hati ini tidak sadar bahwa memilikimu hanya membuat ku tersiksa.
memilikimu hanya membuat ku tercabik.
Hancur oleh hinaan, berkeping pecah karena malu mu, jatuh tersungkur karena ''logika'' mu.

Seharusnya sudah bisa kusadari sejak dulu aku memohon sekeping cinta dari mu.

Saturday 16 May 2009

besties

Dua sahabat manisku sebentar lagi di wisuda. sedih rasanya tidak bisa ada di dekat mereka saat mereka merasakan bahagianya di sebuah moment yang tidak setiap hari ada.

Viega tersayang, ''gue ngga bakal ada disana. Maaf. Gue kepengeeeeen bgt ngeliat lo bahagia. Mudah mudahan 'dia' bisa dateng, atleast buat nge gantiin gue. Love u heaps''
Thea tercinta, ''kita emang paling sering berantem. Tapi gue sayaaaang bgt sama lo. Gue pengen lo tambah dewasa dalam setiap masalah. Ngga gampang emosi. Sayaang kamu darling''

dear 2 sahabat manisku,
aku akan pulang secepatnya. :)

buat keputu

Sunday 10 May 2009

sorry

kenapa semuanya ga bisa lepas dari kepala.
obrolan tadi malam ngebuat saya berfikir ulang untuk tetap berhubungan dengan dia.
bukan berarti mau lepas dari masa lalu. tetapi, sudah tidak ada lagi tenaga untuk membantu.
saya tidak mau ada pertengkaran.
begitu jelas saya menjaga hati agar tidak sakit. agar tidak merasakan cemburu akan cinta yang sudah bertahun di tutup.

" maaf kali ini aku tidak bisa bantu !"

Saturday 9 May 2009

13

malam ini tanggal 10.

MEMAAFKAN (titik)
Adalah hal yang sangat mudah untukku. Tetapi tidak berarti mengikhlaskan segalanya. Melupakan segalanya dan memulai nya kembali dari awal.
Yaa, aku adalah pendendam, pendendam yang (terlalu) mudah luluh.
Aku mudah luluh oleh tatapan pria yang dalam, suara pria yang lembut,juga rayuannya.

BODOH (titik)
Dinginnya malam ini membuka kembali lukaku, 13 november lalu. Mungkin aku tidak akan pernah lupa akan tanggal itu.

13 november 2007,
Saat dimana aku harus mengumpulkan hatiku untuk tetap tegar.
Eyang kakung ku tersayang meninggal dunia. Meninggal dalam sebuah kecelakaan tragis.
Mungkin memang sudah takdir-nya. Tetapi sampai saat ini aku masih belum bisa menerimanya.
Eyang kakungku yang penuh senyum.
Eyang kakung ku yang penyayang.
Eyang kakung ku yang penuh cinta.
Eyang kakung ku yang belum sempat aku beri apa apa.
Eyang kakung yang meninggalkan ku jauh hingga saat terakhirnya pun aku tidak sempat melihatnya. Jarak yang membuatku SAKIT.
Seharusnya sudah bisa kulupakan. Seharusnya sudah bisa ku ikhlaskan kepergiannya.
3 hari setelah ulang tahunku.
2 hari setelah hari ulang tahun pernikahannya.
Dan,
1 hari setelah ulang tahun om ku tersayang.
Sudah kucoba meraih kepingan luka dan merekatkannya kembali untuk segera bangkit dan menerima kenyataan.
SESAL (titik)
Baru kurasakan sesal yang amat sangat ketika ia tiada. Ketika baru kusadari, ketulusan cintanya.

13 november 2008
Tangisku mengisak. Tanpa suara.
Sebuah kejujuran yang kubuka dengan niatan agar hati ini tidak bertambah sakit justru menusukku amat sangat dalam dan membuatku seperti berhenti bernapas.
Dia, meninggalkanku.
Lelaki, berperawakan sedang, bermata bulat, bersuara lembut, penuh perhatian, meninggalkan ku dengan luapan air mata.
Aku tau ini kesalahanku. Aku tau semuanya, dan aku simpan rapat rapat, tertata baik, dan rapi. Tetapi, mulut seseorang tidak ada yang bisa di jaga.
Mungkin khilaf.
Hingga akhirnya semua orang tau duduk permasalahannya.
Malu, sungguh malu, menjadi pembicaraan orang begitu banyak.
Sakit ini belum sembuh. Luka ini masih terbuka lebar. Ditambah lagi malu yang tidak bisa kuungkapkan sendiri.
Aku hancur.
Aku hancur di tengah kelemalahan ku.
Aku malu di tengah tinggi hatiku.
Rasanya aku sudah jatuh dan sulit untuk bangkit.
PERIH (titik)


Adakah tangis di tanggal 13 november 2009 ini?
Kuharap tidak.
Adakah cinta yang tumbuh kembali di tanggal 13 november 2009 ini?
Kutahu, hanya Tuhan yang bisa menjawabnya

HATI INI MASIH TERUS MENCOBA (koma)
Tidak akan ada titik, karena aku masih terus berharap akan cinta lain,
Berharap akan hidup yang lain.
Yang lebih baik.
Yang bahagia.
Dan tidak lagi terluka.




Canberra, 10 mei 2009, jam 2 : 37 am.

Thursday 7 May 2009

rasa

Setiap tulisan menginginkan sebuah rasa.
Begitu halnya hidup.
dan begitu pula dalam kehidupan.
.....adalah saling menjaga. Dan untuk menjaganya diperlukan pengertian. Karena setiap manusia tentu saja bertumbuh di cara yang berbeda, dan kita harus saling mengerti.
ada canda, tawa, kesal, air mata, hinaan, cacian, kasih sayang, juga rindu. Bermacam2 rasa yang di tumbuhkan untuk mencapai satu tingkat bernama PERSAHABATAN.

shallow ''you''

Pernahkah kalian menanyakan pada orang lain, sahabat, teman, pacar, keluarga, atau bahkan mantan
''mengapa lelaki hanya memilih pasangan hanya karena fisiknya??''
well, kenapa kita tidak menanyakan hal itu pada diri sendiri. ''sudahkah kita menerima orang lain tidak dengan fisiknya? sudahkah kita bisa melihat seseorang langsung ke hatinya? Bisa kah kita menghargai setiap kebaikan dan keburukan org lain? Bisakah kita tidak mengejek orang lain?? Bisakah kita tidak membedakan orang lain dari status, strata, fisik, dsb??, bisakah kita menerima semua orang dengan apa adanya mereka dan mencoba saling menyesuaikan?? Pernahkah kita seharii saja tidak membicarakan orang? Bisakah kita tidak membedakan orang dari suku dan pendidikan mereka, atau bahkan pegaulan mereka??''
jika memang semua sudah bisa dan pernah kita lakukan, pantaslah kita bertanya soal pertanyaan yg diajukan untuk PRIA.
Jika tidak, marilah introspeksi..
Karena kita juga begitu pemilih seperti mereka. :)

Monday 27 April 2009

letter

Sebuah surat yang mengubah semua,
malam itu sekitar 5 derajat celcius..
Hati ini berdegup kencang membaca sebuah wall yang dikirim dr seseorang yang selama ini saya coba untuk meng-ikhlaskannya..
Saya raih handphone yang berada di tumpukan pakaian yang harus saya rapihkan, seperti hati saya yang harus segera di rapihkan..
Masih cinta, begitu hati saya berbisik.
Suaranya yang melembut membuat saya bingung. ''Apa yang terjadi??''
suaranya yang selalu kasar sudah menjadi hal yang biasa untuk saya. Tetapi malam itu suaranya melembut, berbeda.
Lalu, ia ceritakan segalanya. Dia bilang dia tau semuanya, ceritanya, kronologisnya.
Ada perih, karena luka yang selama ini saya coba untuk menutupnya rapat rapat terbuka kembali. Sakit.
saya masih bisa menahannya, hingga air mata ini keluar. Entah bahagia atau sedih. Entah perih atau lega.
air mata ini terus mengalir seperti tidak mau berhenti.
Suaranya semakin melembut bahkan terdengar mengisak. Tolong, jangan menangis. Biar kan saya yg menangis. Kamu tidak seharusnya menangis.
Ada rasa ingin memeluk. Ada rasa ingin menghapus air matanya. Perih.
Flashback pun kembali berputar di kepala saya. Slide demi slide berganti.
Segera saya hapus. Agar tidak sedikit pun melukai hati ini (lagi).
Ucapan terima kasihnya membuat saya semakin hancur. Mengapa ia tahu segalanya?? Sudah ku ikhlaskan sejak dulu. Sudah kurelakan. Air mata ini sudah berkorban begitu banyak.. Cukup lah kata terima kasih.
Hingga pembicaraan berakhir. Tangis ini semakin merebak.. sampai mata ini menutup, lelah.

Sunday 5 April 2009

tips belajar a la vita

Perlu waktu 30 menitan untuk saya berfikir tentang topik ini. Topik yg di sodorin oleh asha, temen smp saya.. Dia blg '' lo belajar psikologi kan vit. Tau dong tips tips bagus untuk belajar di akhir2 penentuan gini ''.
hhhhmmmm, tertantang juga. Awalnya, saya mau bersikap sok dewasa, dengan bilang '' itu sih kembali ke individualnya aja gimana '' tp engga ah.. saya hrs nemuin cara yang usefull dan bisa di pakai semua orang.. Akhirnya sambil menyesap espresso double shot, saya berfikir..
hhhmm, kayaknya ada tips tips yang boleh dipertimbangkan untuk dicoba deh.. :)

tips I
memang awalnya harus kembali ke individual, tp bukan itu kuncinya. Kuncinya adalah kita harus tau apa yg mau kita lakuin, cm sekedar lulus sma dan masuk PTswasta, ata lulus sma dengan masuk PTN ! kita harus tau apa yg mau kita lakukan sebelum berfikir caranya. Bukannya gerabak gerubuk ke toko buku, beli buku soal2 yg bejibun trus stress sendiri ngerjainnya. Yg ada, bakal bolak balik liat kunci jawaban. Useless bgt deh.
Intinya, tentuin apa target kita.

Tips II
setelah tau apa target kita. Mulailah gencar untuk mengenai target, kalau targetnya lulus memuaskan kita juga harus belajar dengan maksimal. Belajar maksimal bukan berarti ngoyo. Bukan berarti belajar sampe teler trus kecapean. Hasilnya malah gak maksimal. Pelan pelan aja. Cari dimana kelemahan kita, dan waktu yg kita punya ini di manfaatkan untuk membuat kelemahan menjadi kelebihan dan membuat kelebihan menjadi semakin kuat.
Belajar dari orang lain adalah hal yg paling mudah. Kita tidak perlu menulis, dengan mendengarnya dengan seksama kita juga bisa hapal dan paham. Konsentrasi sangat di butuhkan. jika ada pertanyaan yg sulit dan kita tidak pernah bisa menjawab padahal paling sering keluar di soal, lebih baik tanya.. Lalu pahami dan coba lagi di rumah. Di coba minimal 3 kali.
Intinya kita harus paham, bukan hafal.
Pahami setiap kalimat. Juga pertanyaan..

tips III
pada umumnya orang indonesia, adalah takut akan tantangan. main aman saja, begitu istilahnya. Inilah yg membuat kita lemah dalam ujian, adaptasi, sosialisasi.
Ketika kita berani menerima tantangan dan berani akan konsekuensi kalah atau menangnya, maka kita akan merasakan perjuangannya. Dan setelah berhasil kita akan semangat untuk ke level yg lebih sulit. Begitu pula dengan belajar, jangan terus2an mengerjakan soal soal dengan motif yg sama. Cari yg agak sulit dan yg memag disitu kelemahanmu. Tanya ke orang lain atau cari jawabannya ke guru dan buku. Jangan buang buang waktu untuk mengerjakan soal soal yg kamu sudah betul betul paham. Boleh di ulangi tp jangan lp untuk berani menerima tantangan dari soal soal yg sulit dan bertanya.

Tips IV
belajarlah dari kesalahan. Pasti dong di setiap ulangan ada salahnya.. kalau jawaban yang bener sih pasti sudah mantap yaa.. nah, jawaban yang salah ini nih harus di ulang sampai di mengerti.
Bisa tanya guru, teman, sahabat, pacar, tetangga, siapaaa aja. Jangan malu bertanya krn bakal terus sesal di jalan..

Tips V
usaha udah, niat udah, semangat apa lagi.. Tp belum pas kalo gak di dampingi dengan DO'A. Berserah diri kepada yang maha pencipta membuat kita lbh tenang dan pasrah dengan apa yang memang terbaik untuk kita..

Dengan 5 tips di atas semoga bisa di pikirkan untuk di terapkan pd kehidupan sehari hari menjelang ujian penentuan ini.

Good luck everyone. :)

Tuesday 31 March 2009

adik kecil

mata saya yang sudah merah karena menahan air mata, masih terus memandangi setiap tayangan berita di tv tentang korban jebolnya tanggul situ gintung.
pandangan saya tidak lepas dari anak anak yang masih kecil. Tangisannya, teriakannya membuat saya meneteskan air mata pilu. Air mata perih.
Bisa saya rasakan betapa sakitnya kehilangan orang terdekat di tengah musibah itu.
Bisa saya rasakan pedihnya harus tetap tegar untuk hidup di usia semuda itu.
Tangisan nya yang merebak, menusuk kalbu saya, menusuk hati, membuat hati ini luluh dan tidak tega.
Ada rasa ingin merengkuh dan memeluk mereka. Berbagi rasa, berbagi keluh kesah.
Menghapus air matanya dan menggantinya dengan kebahagiaan.
Menghapus trauma nya dan menggantinya dengan awal yg baru.
Menghapus perih nya agar segera tergantikan oleh ketegeran hati.

Hati ini merasa malu tiba tiba, merasa malu karena kadang tidak bisa tegar dalam menghadapi sebuah masalah. Masalah yang teramat kecil jika di bandingkan dengan ini.
Ingin rasanya aku berada di depannya memeluk tubuhnya yg kecil dan gemetar ketakutan.
Ingin rasanya aku membawa mereka ke rumah dan mengurusnya agar mereka tidak merasa sendiri, agar mereka merasa masih memiliki orang yang memberi simpati.
Ingin rasanya menangis bersama, lalu berhenti dan tertawa bersama.
Ingin rasanya membangun jiwa mereka menjadi jiwa yang kuat..
Ingin rasanya membantu mereka mewujudkan cita2nya.
Ingin rasanya tersenyum di depan mereka agar mereka ikut tersenyum.

namusn sekarang, hati ini sakit, karena terkadang tidak dapat bersyukur atas apa yang sudah di dapat.
Terkadang terlalu sedih berlarut.
Terkadang marah karena merasa Allah memberikan cobaan yang terlalu berat.

Tapi ketika hari ini saya membuka hati dan mata ini lebar lebar, hati ini jauh lebih bersyukur.
Alhamdullilah.

Tuesday 24 March 2009

ikhlas

Bibir ini kelu, tangan mulai dingin, rasanya tenaga pun sudah habis..
ikhlas, yaa sekarang pelajaran yang memang harus benar benar saya pelajari adalah ikhlas.belajar untuk tidak pamrih, belajar untuk mengerti bukan di mengerti. jari2 sudah seperti melayang ketika menjelajahi setiap huruf di laptop tua saya. Kata kata nya begitu menusuk tajam dan menancap hingga susah sekali di lepaskan. Tetesan air mata tidak berhenti keluar. Terus mengalir deras. Sakit, perih, luka, panas..
Tidak, aku tidak akan pernah dendam. Niatku membantu, aku berusaha, sekuat tenaga, nyawa pun sepertinya sudah hampir kulepaskan. Tidak ada lg kata peduli.
Ya Allah, kau lah yg maha mengetahui segalanya. hambamu ini ikhlas, hambamu ini mohon ampunan..
Hambamu ini hanya berusaha.
kau yang mengetahui semua..
Kau yang mendengarkan setiap doa ku..
Kau yang mendengarkan setiap tangisku..
Aku ikhlas. Aku ikhlas

Wednesday 11 March 2009

pilihan

saya duduk di veranda belakang rumah lalu sejenak berfikir, lebih baik hidup bergelimpangan uang, harta dan kekayaan tanpa lelaki yang mencintai kita atau hidup miskin dengan anak banyak tetapi memiliki suami yang mencintai kita dan keluarga sepenuhnya, dengan segenap cintanya.
manusia butuh uang
manusia butuh cinta
munafik untuk orang yang mengatakan tidak butuh cinta, tidak butuh uang..
untuk menjalin sebuah hubungan memang memerlukan ketulusan cinta, tapi apa kita tidak butuh uang untuk hidup bersama? untuk membesarkan anak anak?
untuk hidup memang butuh uang, tapi bukankah kita juga butuh cinta untuk membagi kenikmatan bersama?
lalu saya diam, merasa tidak menemukan jawaban yang tepat..
merasa tidak bisa memilih

tapi, hidup itu memang harus memilih..

Friday 20 February 2009

telepon

.....terdengar nada sambung. bunyi tuuut terus berbunyi hingga 3 kali, sampai akhirnya tlp di angkat.
"halloo.." dengan cepat ku tekan tombol merah, tanda meematikan tlp.
maaaf, aku hanya takut mengganggumu lagi.

u have ur own world, i try to not bother u.. :(

Thursday 19 February 2009

sorry

sempurna? saya jauh dari kata sempurna..
mungkin saya lebih dekat dengan kata serba kurang..
lalu apa yang bisa saya sombongkan, tidak ada sama sekali. saya bukanlah apa apa.
mengganggu? saya memang sangat mengganggu.
saya tidak sempurna, sangat mengganggu.. lalu apa hebatnya..
tuhan, saya hanya mahlukmu yang nakal, penuh dosa, mahluk yang selalu meminta padamu, mahluk yang selalu menangis walau air mata ini terasa habis, terasa kering..
maafkan aku.. maafkan aku..
apa kah ini karma?
jika ini karma.. dan nantinya juga akan terjadi padanya, ampunilah dia tuhan.
jangan biarkan dia merasakan ini.
aku memang tidak sempurna. mungkin pantaslah aku menerima kata kata yg kasar yang juga tidak sempurna.

seharusnya sakit ini cukup ku simpan sendiri tanpa ada orang lain yang tau. tanpa ada orang yang merasa empati padaku. tanpa ada orang yg merasa kasian..

tuhan, aku memohon ampunan, ampunan atas semua kesalahanku padanya. semua sifatku yg dianggapnya menjijikan, yang dianggapnya buruk. maaf..
mungkin dia bukan untuk ku. mungkin dia jauh lebih pantas menerima yg lain. bukan aku.
mungkin dia akan jauh lebih bahagia nantinyaa..

maafkan aku tuhan..

Saturday 7 February 2009

ingin menangis

rasa ingin berhenti menangis tentu saja ada..
rapi rasa ingin menangis tetap saja ada, terlalu sakit untuk hanya berdiam

ini terlalu sakit untukku CHARMING !!!!!!!!
terlalu sakit. sungguh.

berhenti menangis

sekarang jam setengah 3 pagi, hari minggu, tahun 2009 dimana seharusnya saya sudah tertidur lelap dan bermimpi dengan apapun sesuatu yang menyenangkan.
mungkin hari ini adalah hari dimana saya harus menutup semuanya, menutup semua hal hal buruk, menutup semua tangis, menutup semua duka dan sebagainya..
seharusnya sudah tidak ada lagi tangis. seharusnya cukup sampai disini saja.
seharusnya saya tidak mengingat apapun sakit yang kurasa..

sudah saatnya saya membuka lembaran baru, lembaran yang saya yakin akan datang secepatnya.
lembaran yang akan membuat hari *buku* saya indah..
yang membuat tidak ada tangis lagi..
yang membuat tidak ada malu lagi..

saya selalu belajar untuk ikhlas untuk tidak berpamrih.. sulit. yaa sulit memang
pamrih ini sudah tumbuh besar. pamrih cinta yang entah bagaimana bs di bayar..

suaranya masih terdengar jelas ketika dia bilang '' hati aku juga sakit'' yaaa... hati mu sakit karena harus menerima bagaimana kondisi ku yang ada di depan mata.

tuhan, sebegitukah dia? sejahat itukah dia.. jangan buat diri ini dendam, yaa Tuhan..
buat lah diri ini ikhlas.. buat lah diri ini selalu ingat akan mu..

kamu yang sudah pasti sadar karena saya sedang menulis tentang kamu.. TOLONG ! pergi jauh dari hidup saya..
tolong jangan remehkan saya. saya memang tidak punya dan tidak sama seperti impianmu.
tapi saya punya harga diri, saya punya harga diri untuk dengan cepat menarik air mata saya.
karena saya tidak mau berharap dengan mu. tidak mau berharap untuk orang yang memang tidak dapat di harapkan.
saya masih punya harga diri untuk tidak mengemis cinta padamu.
saya mau pergi jauh dari hidup mu.

yakin, ya saya yakin kamu sedang menyimpulkan senyummu dan lama lama tertawa membaca ini..
hati ini sakit. perih, dan segalanya..
tenang CHARMING, kamu tidak akan rugi kehilangan fans BURUK seperti saya.
khawatir CHARMING, kamu akan tau bahwa saya bisa melupakanmu tanpa setetespun air mata dan sebundcah tawa lepas yang akan ada di depan mata mu !

suatu saat, saya yakin, dan kamu akan tau kapan.. :)

Tuesday 3 February 2009

:(

sebesar itukah salah saya sama kamu?
sebenci itukah kamu terhadap saya?
saya cuma punya perih dan air mata dan harapan jika suatu saat saya punya pengganti kamu, and you'll definitely feel ''exactly'' what i feel right now !!!

that's all what i need

Sunday 1 February 2009

memories

eerrrrhhhhhh...
ini kopi terkahir yang seharusnya saya minum, sudah 6 cangkir kopi dingin. panasnya canberra yang mencapai 38 derajat hari ini membuat saya merasa seperti di pepes. maag yang udah kacau karena kebayakan kopi membuat saya mual nanmu tidak ada cara lain.. suasana yang panas membuat saya "nomaden". sebentar sebentar ke ruang tamu, ruang tv, dapur, kamar nyokap, kamar setrika, balik lagi ke kamar, kadang kamar mandi.. terus aja begitu. suasanya yang panas ngebuat saya tidak tenang. fuuuuhhhh !! jangan tanya kemana AC? saya-tidak-punya-ac-disini.
hanya ada heater. itu akan semakin panas.
mencoba menenangkan hati dengan menyalakan IPOD justrus membuat saya terdiam membisu, tak berkata. bagaimana tidak.. begini ceritanya,
sambil membawa kopi dingin dan duduk di bathtub kamar mandi, saya menyalakan ipod dengan settup shuffle.

lagu pertama, mengenangmu - kerispatih
lagu kedua, everything - michael buble
lagu ketiga, nina - officially missing you
lagu ke empat, olivia - sometimes when we touch

merasa terganggu, saya press next

dan.. lagu strawberry shortcake - cuppy cake diputar diputar..

^ You're my hunny bun, sugar plum, pumpy upmy upmy upmkin.
You're my sweetie pie.

You're my cuppy cake,gumdrop,shyummkums pure,
The apple of my eye!

And I love you so, and I want you to know that i'll always be right here.

And I love to sing this song to you
Because you are so dear! ^

saya terdiam lalu berkata pelan "please bangeeettt, jangan buat gue inget lagi"

speechless

inilah saat dimana saya memang kehabisan kata kata. yang tadinya diam membisu dengan otak sok tau yang penuh dengan pertanyaan, terkaan, pikiran2 aneh, ragu, sekarang terjawab.
tadi malam setelah kita ngobrol soal Scholarship dari salah satu departemen tempat ayah saya bekerja, saya menanyakan sesuat. pertanyaan yang selama ini saya tahan, pertanyaan yang selama ini memenuhi otak saya..
tentu saja, saya tau, jawabannya yang kadang tergagap, menandakan dia mencari kata kata yang lebih halus sehingga sebisa mungkin tidak menyakiti perasaan saya. dia memcoba mencari kata kata yang sopan. yang mengarah tapi tidak harus selalu menyakitkan.
hati ini ternyak, sebegitukah kesalahan saya??
pertanyaan yang dia ajukan pada saya pun, sama sekali tidak bisa saya jawab.
"kenapa lo lakuin ini?".
pikiran saya buram, hitam. kenapa?
dia terus melanjutkan, alasan alasan mengapa sikapnya mendingin sedingin es, sedingin salju, sebeku winter. hati ini terasa seperti tertancap pisau. sakit, menyesakkan, berusaha menghentikan penjelasannya..
lalu, hati kecil bersuara "kenapa dia harus diam? lo kan yang nanya, lo harus denger penjelasannya.."
saya terdiam lagi, menahan ludah, menahan napas yang memeburu, menahan panasnya mata, menahan pipi yang panas dan memerah, juga air mata. menahan semuanya.. menahan kata maaf.
lagi lagi ego ini terlalu tinggi. lagi lagi ego ini membutakan, lagi lagi ego ini salah.
lalu, hati kecil kembali bersuara, "kemana dirimu yg lembut, yang cengeng, yang tidak kuat sakit, kemana dirimu yang manja, yang tidak tega, yang selalu minta maaf, yang tidak marah??"
dan saya menyadari bahwa setelah hal itu terjadi, semua berubah total..
sesal, cuma sesal yang saya rasakan. cuma hampa yang saya punya, harapan? untuk apa berharap.. dia pun belum bisa menerima. alasan?? biarlah dia yang tau pasti.
mungkin kami tidak berjodoh.. biarlah ini semua jadi pelajaran baik. jadi training lama, jadi bahan pembelajaran yang baik..
saya diam. kata katanya mulai terdengar tidak jelas, kabur, blur, kacau, saya merasa seperti mendengar bahasa planet luar.
kemana air mata ini? air mata yang tidak keluar hanya membuat dada saya sesak dan mata saya panas. kenapa? kenapa saya tidak teriak? menangis seperti dulu? menangis tersedu? menangis hingga tertidur, menangis sesengukan, menangis sedih, menangis dan menangis?? menagapa?
tersadar, ketika ternyata hati ini sudah terlalu tegar..
pertanyaan yang memalukan yang masih ada di dalam hati saya "masihkah dia merasakan, mengingat, merindukan, dulu, 2 tahun yang lama, yang panjang, yang penuh rasa??"
memang tidak saya tanyakan..
tapi saya yakin jawabannya adalah "masih, tentu saja masih diingat.. tidak akan lupa. tetapi saya berusaha melupakan. karena semuanya sudah berakhir. hubungan kita adalah teman"

Sunday 11 January 2009

pendewasaan

judulnya aja udah pendewasaan..
cara caranya jelas ber-beda beda, liburan di jakarta kali ini benar benar penuh dengan kejutan.
dari yang kecil hingga yang besar.
mulai dari baru sampai di bandara soekarno hatta sudah dikejutkan oleh panasnya kota jakarta, kemudian di kejutkan oleh macetnya ibu kota..
bukan hanya itu, dikejutkan lagi oleh makanan yang pada akhirnya membuat saya harus beristirahat selama 1 minggu di rumah dengan perut sakit dan mual. yang pada intinya saya keracunan..

belum sampai situ saja.. saya harus mulai menyesuaikan dengan budaya 'ngerumpi' warga sekitar, harus membiasakan tentang omongan omongan mereka..

membiasakan untuk mengerti pendapat orang lain, padahal dulu saya terbiasa dimengerti.

membiasakan diri untuk sendiri. tanpa si dia. hahaha

susah juga ternyata, tapi ternyata semua ini adalah tahap pendewasaan saya menuju arah yang lebih baik..