Sunday 26 July 2009

mata

Piano besar, tua, berwana cokelat tua itu memainkan suaranya perlahan, mengalun, pelan, dan lembut. Biola dengan dawai nya mengarak, menyambut dentingan piano dengan riangnya.

mata seorang pria mengedar, dengan tangan kanan nya yang mengamit lengan seorang wanita, yang bersenyum lebar, bertubuh putih, berambut hitam, dan bermata kosong.
Senyum kekhawatiran terlihat lekat di wajah sang pria.
Wanita itu tetap tidak berubah, senyumnya, dan raut bahagianya seakan dapat menutupi kalut wajah sang pria.
Seakan dapat menenangkan hati sang pria.
Seakan dapat memberikan pelukan hangat untuk menghalau segala kerisauan dalam dada yang terus berpacu dengan otak hingga bibir nya bergetar.
Seakan dapat menenangkan hatinya yang baru saja tertembak panah sang dewa asmara hingga darah segar yang keluar hatinya menyebar hingga seluruh keringat dan peluh yang amat dingin keluar dari tubuhnya.

Ia berdua berdiri kaku di depan dua sosok pasangan setengah abad bermata selidik, penuh senyum bahagia, berwujud kekhawatiran dan beraut penasaran.
Senyum sang tetap tidak berubah, hingga tangannya berusaha meraih tangan salah satu dari pasangan setengah abad itu.

Matanya yang kosong meredup, ada relung di hatinya yang tertembak panah kecewa.

Dirinya hancur.....

''wanita buta yang tidak berguna'', hanya itu yg terdengar.
tidak ada air mata yang jatuh di pipinya..
tidak ada tangis, hanya ada perih yang menyusup dalam dada.
tangannya mengepal keras menahan sakit, juga perih yang terus ber kecamuk, seperti terinjak, tertendang, terhempas, lalu hilang arah.

Mau kubawa kemana diriku ini, hatinya berkata di tengah ketidak berdayaannya.
Sang pria hanya menunduk, melemah, walau jemarinya tidak lepas dari jemari sang wanita. Air matanya menetes, satu, dua, tiga, lalu menderas tanpa suara.
Ia angkat kepalanya, ia balikkan tubuhnya dengan jemarinya yang tidak lepas dari sang wanita..

''maafkan aku'' seru sang pria.
Wanita itu hanya tersenyum, ''antarkan aku pulang dan kembali ke keluargamu. Tinggalkan aku''
belum ada kata kata lain yang terucap, jemari sang wanita, meraba wajah sang pria seperti hendak menutup bibirnya agar tidak ada lagi kata kata.



Record01
05.17pm - 2 april 2005
''...... Hey.. Hey.. Hallo.. Semoga kamu bisa mendengarku, Rio. Aku baru saja menuliskan surat untuk mu, tetapi aku tidak mau satu orang pun membacanya selain aku dan kamu. hal ini sangat mustahil, bukan?? Aku tetap membutuhkan bantuan orang lain agar kau bisa membacanya. Sudahlah, aku hanyalah wanita buta yang tak berdaya.
Akan kubacakan suratku.
------
wahai Rio mahluk kiriman tuhan dari surga. Maafkan aku menghancurkan mu, maafkan aku mempermalukanmu, maafkan aku atas segalanya yang telah kuperbuat..
Wahai Rio mahluk kiriman tuhan dari surga, ampuni aku akan kecacatan ku, kekuranganku yang merusak hidupmu.
semua sudah takdir tuhan.
Semoga kamu bahagia dengan siapa saja yang pasti jauh lebih baik dariku.
Sampai jumpa
------

No comments: