Tuesday 18 November 2008

suatu malam

bibir saya bergetar, menahan tangis.. menahan rasa takut kehilangan, menahan hati yang terus bergejolak untuk terus berbuat salah, takut akan mendapat malu, takut akan rasa yang pasti berubah.

ketakutan yang terus mengejar,
seperti sudah kehabisan tenaga. saya diam, mendiamkan ketakutan yang terus mengejar dan akhirnya saya tertangkap.
tetap saya diamkan, sampai hati ini tenang.

...dan mulailah saya bercerita,


cerita berakhir ketika kami memutuskan berpisah.

sudah, ini sama persis seperti apa yang saya pikirkan sebelumnya. saya menghela napas panjang di sela sela tangis yang terisak pelan.

"...sebuah kejujuran yang berakhi

No comments: