Saturday 9 May 2009

13

malam ini tanggal 10.

MEMAAFKAN (titik)
Adalah hal yang sangat mudah untukku. Tetapi tidak berarti mengikhlaskan segalanya. Melupakan segalanya dan memulai nya kembali dari awal.
Yaa, aku adalah pendendam, pendendam yang (terlalu) mudah luluh.
Aku mudah luluh oleh tatapan pria yang dalam, suara pria yang lembut,juga rayuannya.

BODOH (titik)
Dinginnya malam ini membuka kembali lukaku, 13 november lalu. Mungkin aku tidak akan pernah lupa akan tanggal itu.

13 november 2007,
Saat dimana aku harus mengumpulkan hatiku untuk tetap tegar.
Eyang kakung ku tersayang meninggal dunia. Meninggal dalam sebuah kecelakaan tragis.
Mungkin memang sudah takdir-nya. Tetapi sampai saat ini aku masih belum bisa menerimanya.
Eyang kakungku yang penuh senyum.
Eyang kakung ku yang penyayang.
Eyang kakung ku yang penuh cinta.
Eyang kakung ku yang belum sempat aku beri apa apa.
Eyang kakung yang meninggalkan ku jauh hingga saat terakhirnya pun aku tidak sempat melihatnya. Jarak yang membuatku SAKIT.
Seharusnya sudah bisa kulupakan. Seharusnya sudah bisa ku ikhlaskan kepergiannya.
3 hari setelah ulang tahunku.
2 hari setelah hari ulang tahun pernikahannya.
Dan,
1 hari setelah ulang tahun om ku tersayang.
Sudah kucoba meraih kepingan luka dan merekatkannya kembali untuk segera bangkit dan menerima kenyataan.
SESAL (titik)
Baru kurasakan sesal yang amat sangat ketika ia tiada. Ketika baru kusadari, ketulusan cintanya.

13 november 2008
Tangisku mengisak. Tanpa suara.
Sebuah kejujuran yang kubuka dengan niatan agar hati ini tidak bertambah sakit justru menusukku amat sangat dalam dan membuatku seperti berhenti bernapas.
Dia, meninggalkanku.
Lelaki, berperawakan sedang, bermata bulat, bersuara lembut, penuh perhatian, meninggalkan ku dengan luapan air mata.
Aku tau ini kesalahanku. Aku tau semuanya, dan aku simpan rapat rapat, tertata baik, dan rapi. Tetapi, mulut seseorang tidak ada yang bisa di jaga.
Mungkin khilaf.
Hingga akhirnya semua orang tau duduk permasalahannya.
Malu, sungguh malu, menjadi pembicaraan orang begitu banyak.
Sakit ini belum sembuh. Luka ini masih terbuka lebar. Ditambah lagi malu yang tidak bisa kuungkapkan sendiri.
Aku hancur.
Aku hancur di tengah kelemalahan ku.
Aku malu di tengah tinggi hatiku.
Rasanya aku sudah jatuh dan sulit untuk bangkit.
PERIH (titik)


Adakah tangis di tanggal 13 november 2009 ini?
Kuharap tidak.
Adakah cinta yang tumbuh kembali di tanggal 13 november 2009 ini?
Kutahu, hanya Tuhan yang bisa menjawabnya

HATI INI MASIH TERUS MENCOBA (koma)
Tidak akan ada titik, karena aku masih terus berharap akan cinta lain,
Berharap akan hidup yang lain.
Yang lebih baik.
Yang bahagia.
Dan tidak lagi terluka.




Canberra, 10 mei 2009, jam 2 : 37 am.

No comments: